![]() |
Foto Pemateri Nadwah |
Resume
Nadwah Ilmiah IADI Mesir
Jumat,
4 November 2022
Pemateri : Imam Ahmad Rezky
Moderator
: Mursalin
Notulis : Fahri Syahrial
1. Evolusi adalah
konsep terpenting dalam biologi. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa
keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil perubahan susunan
genetiknya. Organisme-organisme modern merupakan keturunan dari bentuk-bentuk
kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.
Ironisnya, meskipun gagasan evolusi telah
diterima oleh sebagian besar saintis, gagasan ini banyak ditentang masyarakat
karena kontradiksinya dengan beberapa aspek ajaran dari beberapa agama. Hal
yang paling kontroversial dari teori ini adalah upayanya menjelaskan asal-usul manusia
dari proses alamiah. Lebih jauh dikatakan bahwa teori evolusi jelas-jelas
bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah Islam, sehingga umat Islam harus
memilih salah satu dari dua hal: iman atau evolusi.
2. Dalam Oxford Advanced
Learner’s Dictionary dijelaskan bahwa teori adalah suatu himpunan gagasan
yang masuk akal dan bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta atau
kejadian-kejadian. Sedangkan evolusi merupakan proses terjadinya perubahan
dalam jangka waktu yang panjang, dan perubahan itu akan menjadi lebih kompleks
namun akan terlihat selama berjuta tahun kemudian.
Secara
sederhana, teori evolusi dapat didefinisikan sebagai himpunan gagasan atau
pendapat yang menjelaskan tentang proses kejadian tentang fenomena yang lambat
laun mengalami perkembangan dan perubahan dalam bentuk dan fungsi.
3. Teori ilmiah apa pun sesungguhnya tidak
dapat meniadakan tuhan. Teori ilmiah tidak dapat begitu saja menghasilkan
simpulan-simpulan keagamaan, karena kebenaran ilmiah adalah relatif dan
bersandar pada asumsi-asumsi dasar serta bergantung pada teori yang ada. Agama
(wahyu) merupakan petunjuk bagi umat manusia, kebenarannya bersifat mutlak.
4. Ilmiah itu ada dua, ada Hadiqatul
Ilmiah dan Nazhoriyatul Ilmiah. Hadiqotul Ilmiah kita yakini
kebenarannya, karena telah teruji. Berbeda dengan Nazhoriyatul Ilmiah,
yang belum bisa kita percayai karena kebenarannya belum pasti.
5. Ada Qoth’iyyatul Tsubut dan Zhonniyyatul
Tsubut. Jangan sampai dengan adanya Zhonniyyatul Tsubut mengacaukan
atau membuat kita ragu akan Qoth’iyyatul Tsubut.
- Pada
sesi Tanya jawab muncul pertanyaan yang menyinggung apa sebab penulis memilih
judul makalahnya dengan diawali kata Miskonsepsi?
Pemateri
memaksudkan Miskonsepsi pada judul makalahnya, karena kebanyakan orang mengira
bahwa sebuah teori hanya teori biasa saja Tanpa melalui pembuktian-pembuktian.
Kemudian penulis melanjutkan dengan kata “Fiksi” yang menyatakan bahwa teori
dalam pemaknaan sehari-hari, berbeda dengan teori dalam bidang sains. Dalam
pembahasan makalah, dijelaskan bahwa teori itu apakah fakta atau bukan? Teori
ilmiah adalah fakta yang tidak benar-benar terjadi, walaupun banyak para
ilmuwan menyatakan hal tersebut.
Teori
itu bukan fakta ilmiah, karena masih dilakukan perkembangan-perkembangan dan
penelitian-penelitian. Jadi pendapat seseorang terhadap teori tergantung oleh
perkembangan dari penelitian-penelitian yang sedang berlangsung. Sebuah teori,
tidak untuk diyakini karena teori bergantung pada penemuan-penemuan dari para
peneliti. Oleh karena itu, teori itu untuk dipelajari kemudian dilakukan
perkembangan-perkembangan dan penelitian-penelitian yang lebih lanjut.
- Ketika
kita melihat sejarah asli dari munculnya teori evolusi, itu muncul karena
kosongnya akidah dalam hati. Karena pencetus teori evolusi adalah orang-orang
yang tidak beragama, mereka tidak tahu asal manusia dari mana. Oleh sebab itu,
mereka mencari tahu. Sedangkan kita yang beragama (khususnya agama islam), hal
tersebut sudah jelas sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist.
- Apakah
ilmu pengetauan bertentangan dengan agama?
Ilmu pengetahuan dan
agama tidak akan bertentangan, karena keduanya berasal dari Allah Swt. Semua
fakta ilmiah pasti sepakat terhadap Al-Quran. Dengan demikian, kita harus
membedakan antara fakta dan teori.
- Pembahasan
tentang teori evolusi ada dua kubu, antara orang yang beragama dan orang yang
tidak beragama. Kita sebagai orang yang beragama tidak serta merta berbicara,
karena kita dibatasi oleh agama. Dibatasi bukan berarti kita tidak boleh
membahas, hanya saja kita dibatasi secara konsep maupun dalil. Sedangkan orang
yang tidak beragama, mereka bebas membahas apa saja karena mereka tidak terikat
dengan apa pun.
Untuk file makalahnya bisa diunduh di bawah ini:
https://drive.google.com/file/d/1gVu5Nfd5Man6IL4dLz6QlemAmvhtWY4j/view?usp=drivesdk
Posting Komentar