Resume Nadwah
Pemateri : Ustadz Dr. Mahkamah Mahdi,Lc.,MA.
Moderator : Haidir Rasyid
Notulis: Hamsah Hasbar
Tema : Muqoddimah Risalah Nur
1. BIOGRAFI SINGKAT SAID NURSI
Said Nursi adalah seorang ulama, cendekiawan muslim di era
kekhalifahan Turki Utsmani. Masyhur akan kecerdasan dan pengaruhnya pada dunia Islam
di zamannya. Bahkan ajarannya masih sangat terasa hingga saat ini.
Digelari oleh para ulama sebagai “Badiuzzaman” (orang yang
tidak ada bandingan di zamannya). Berbagai kelebihan yang dimilikinya
menunjukkan bahwa beliau memang berhak mendapatkan posisi ini. Kecerdasan
beliau dalam agama, kemampuan beliau dalam mengambil keputusan, kehebatannya
dalam merumuskan nilai-nilai Islam dan mengimplementasikannya dengan
permasalahan masyarakat Islam kontemporer. Beliau dengan kemampuannya menjaga
nilai-nilai Islam agar tetap kokoh ditengah gempuran budaya dan ajaran yang
bermaksud merusak Islam.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh pemateri bahwa semasa hidupnya,
Said Nursi telah mampu menghafal 90 judul kitab referensi keIslaman dan hanya
butuh waktu 3 bulan untuk memurojaah hafalannya. Beliau menghafal kitab jam'ul
jawami' (kitab tebal berisikan ilmu ushul fikih Islam) hanya dalam
jangka satu pekan. Ketekunan belajar dibawah asuhan dan bimbingan gurunya
menjadikan Said Nursi kemudian mendapat pengakuan dari gurunya Syaikh Fathullah
Effendi akan kehebatannya. Selain ahli dalam keilmuan Islam beliau juga mahir
dalam keilmuan umum seperti sains, politik, dan matematika. Dengan semua
keahliannya ini membuatnya berbeda dibanding pelajar-pelajar yang lain.
2. RAHASIA KECERDASAN SAID NURSI
Rahasia kecerdasan beliau tidak lain terletak pada kedua orang tuanya.
Orang tuanya sangat memperhatikan tumbuh-kembang keluarganya bahkan dalam
hal-hal yang kecil sekalipun. Dikisahkan bahwa orang tua beliau ketika
menggembalakan ternaknya ke padang rumput, mulut ternak-ternaknya akan ditutup,
agar tidak memakan tanaman-tanaman yang dilalui dan akan dibuka ketika sampai
ke padang rumput. Juga dikatakan bahwa tidaklah ibunya menyusui anaknya kecuali
sebelum ia berwudhu. Pola asuh orang tuanya inilah yang kelak membuahkan hasil
yang tertanam dalam diri Said Nursi berupa kejernihan berpikir, kebersihan hati
untuk menerima ilham-ilham yang dianugerahkan Allah swt. Artinya adalah doa dan
usaha dari orang tua untuk memberikan keteladanan kepada anak-anaknya dan hal
ini penting. Terkhusus di zaman sekarang ini karena begitu berat dan susahnya
bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya, ujar Ust. Mahkamah.
3. AWAL MULA MUNCULNYA KARYA FONUMENAL “RISALAH NUR”
Kitab Risalah Nur ditulis selama sekitar 25-30 tahun.
Sebelum Khilafah Utsmaniyyah mengalami keruntuhan, Said Nursi sudah
aktif menjadi seorang pembicara, sangat berpengaruh dan suaranya didengar oleh
masyarakat luas. Inilah yang nantinya akan menjadi cikal bakal penulisan kitab Risalah
Nur selama masa pengasingannya.
Said Nursi hidup di dua masa, Masa sebelum runtuhnya Khilafah Utsmaniyyah
dan masa berdirinya negara Turki dengan sistem sekuler. Said Nursi pada saat
itu aktif ditengah masyarakat, sebagai penengah atas persoalan-persoalan yang
terjadi di masyarakat, perselisihan antar suku, bahkan sampai ke ranah
pemerintahan. Jadi Said Nursi tahu persis bagaimana permasalahan runtuhnya
Khilafah Utsmaniyyah, dari segi pendidikan, politik, militer, dan
lain-lain.
Puncaknya adalah ketika Khilafah Turki Usmani berubah
menjadi negara sekuler. Dan sebenarnya ini adalah desain yang panjang olah
orang-orang yang tidak suka dengan Islam. Jadi yang pertama kali mereka
hapuskan itu adalah sistem kesultanan Usmani dan kemudian menggantinya
dengan sistem pemerintahan demokrasi.
Yang kedua, ketika sudah menjadi negara republik. Puncaknya ketika
mereka sudah menerapkan kebijakan-kebijakan anti Islam. Seperti undang-undang
pelarangan hijab, hukum ini diterapkan dan dipaksakan. Dan berbagai
undang-undang lainnya yang semakin menjauhkan umat Islam dari agamanya. Pada
masa inilah pemberian gelar seperti “Syaikhul Islamiyyah” itu
ditiadakan, semua madrasah-madrasah ditutup, semua tarekat dilarang, adzan
diganti dengan bahasa Turki, termasuk penggunaan bahasa arab dan tulisannya
yang kemudian diganti dengan tulisan latin.
Hingga muncul beberapa kelompok pergerakan yang datang kepada Said
Nursi untuk meminta pendapat dan memintanya untuk turut berjuang dalam rangka
merebut kembali hak-hak Islam. Tapi apa kata Said Nursi? Beliau memiliki
pandangan lain. Said Nursi berkata, “memberontak kepada negara pada saat ini
sama halnya kalau kita melawan sayyidina Abu Bakar, Umar atau para sahabat
lain. Apakah kita akan mengangkat senjata untuk saudara-saudara kita sesama
muslim, tentu tidak. Senjata kita hanya untuk musuh-musuh Islam, adapun
permasalahan dikalangan kita sendiri maka kita harus melakukan perubahan
pemikiran”.
Berawal dari pemberontakan yang dipelopori oleh sebuah kelompok
yang berasal dari Turki bagian Timur, inilah yang nantinya menjadikan Said
Nursi diasingkan. Sebuah kelompok yang kemudian berhasil ditumpas pergerakannya
oleh negara, semua pemberontak dihukum mati, Said Nursi pun turut merasakan
getahnya. Said Nursi kemudian diasingkan, dipenjara dari satu sel ke sel
lainnya meski tidak terlibat dalam pemberontakan. Ini terjadi pada tahun 1926.
Di sinilah kemudian Sejarah Risalah Nur dimulai.
Said Nursi diasingkan di sebuah kampung bernama Barla yang jarang
diketahui orang-orang, dan hanya sedikit masyarakat yang menghuni tempat
tersebut, tentu dengan maksud menjauhkan Said Nursi dari masyarakat atau para
pendukungnya. Para tentara rezim ini berharap ketika mereka mengasingkan Said
Nursi di tempat ini, Beliau akan kehilangan kemampuannya dan pengaruhnya akan
hilang ditengah masyarakat, namun yang terjadi malah sebaliknya. Said Nursi
dengan ilham yang Allah swt. berikan tetap mampu menyebarkan cahaya Islam yang
berupaya ditutup oleh orang-orang yang anti dengan Islam.
Ketika pemerintahan Turki dipindahkan ke Ankara, rezim sekuler ini
kemudian membuat sebuah konsep ketidakpercayaan terhadap hari akhirat. Di saat
yang sama Said Nursi menuliskan risalah pertamanya, Al-Hasyr membuktikan
bahwa adanya kebangkitan. tentu dengan pembuktian secara rasional, agar bisa
menandingi pemahaman anti Islam yang digaungkan rezim sekuler Turki.
Dalam Risalah Al-Hasyr, Said Nursi menyampaikan
argumentasinya dengan rasional untuk membuktikan akan adanya hari akhir. Semua
hal di dunia ini menghendaki adanya hari akhir, termasuk manusia dengan alat
inderanya. Misalnya lidah kita yang dapat menikmati seribu satu rasa, mata yang
bisa menikmati seribu satu warna, berikut beberapa alat indera manusia yang
memiliki potensinya masing-masing, tapi menurutnya semua indera tadi ini tidak
bisa terpuaskan di dunia. Yang bisa memuaskan semua ini adalah di syurga nanti.
Ketika misalnya mata bisa melihat tajalli-Nya Allah swt. di situlah
Indera mata ini terpuaskan. Jadi semua potensi-potensi yang dimiliki manusia
menghendaki adanya akhirat. Said Nursi juga mengakatan bahwa semua sifat-sifat
tuhan menghendaki adanya akhirat. Misalnya Ar Razzak (pemberi rezeki).
Tentu semua rezeki yang ada di dunia ini bersifat fana, dan rezeki yang asli
hanya ada di akhirat. Ketika tuhan dengan maha Razzak-Nya dibawa ke
dunia yang fana, maka akan memberikan rezeki kepada para makhluk dunia, tapi
apakah Ketika dunia ini nantinya hancur akankah sifat ke-Maha Razzak-Nya
tuhan akan hilang pula? Tentu tidak. Tuhan akan selalu memberikan rezeki
sebelum dan sesudah hancurnya dunia ini. Maka setelah dunia ini hancur dimana
ke-Maha Razzak-Nya tuhan? Ya di akhirat. Fi jannatin
‘ardluhas-samâwâtu wal-ardlu, maka jika hanya ada dunia, semua nama-nama
tuhan akan menjadi sia-sia dan mustahil bagi Allah swt. menjadikan namanya
sia-sia.
Pada dasarnya, Risalah Nur ditujukan untuk orang-orang awam, yang
sudah resah dengan peraturan perundang-undangan yang dikukuhkan oleh rezim
sekuler. Hukum yang bersifat memaksa kepada seluruh masyarakat Turki saat itu.
Jadi Said Nursi menuliskan Risalah Nur dengan diperkuat beberapa argumen
yang rasional. Said Nursi mengatakan bahwa sekarang ini adalah zaman inqodul
iman. Yaitu zaman dimana iman sudah
sampai ke tahap yang terancam. Jadi kita membutuhkan argumentasi yang sangat
kuat sehingga kita bisa sampai ke tingkatan apa yang beliau sebut sebagai al
iman at tahqiq, iman yang argumentar/argumentatif. Jadi apa bedanya dengan
iman sebelumnya?
4. PERBEDAAN KUALITAS IMAN DI ZAMAN DULU DAN SEKARANG
Dahulu, orang melewati kesehariannya itu dengan sangat sederhana,
bisa jadi dari pagi sampai sorenya itu tidak ada tantangan, tidak ada dosa yang
dilakukan. Dizaman ini sangat berbeda, jadi tantangannya sangat berat sehingga
membutuhkan iman tahqiqi. Dizaman ini iman taqlidi tidak bisa
bertahan, hanya mengandalkan iman taqlidi, maka itu tidak akan bisa
bertahan di dunia ini. Keadaan seperti ini pernah dikabarkan oleh nabi
sebagaimana dalam hadisnya :
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ
الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan
amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang
gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan “Di sore hari
dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi
hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan
dunia”. [HR. Muslim]
Artinya adalah kita butuh sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya.
Dulu kita berperang menggunakan bambu runcing, sekarang kita butuh alat yang
hanya sekali tekan sudah bisa mengenai target dengan cepat dan tepat. Senjata
kita harus sesuai dengan tantangan yang ada. Dan inilah yang berusaha
diwujudkan oleh Said Nursi untuk menjawab tantangan-tantangan baru dihadapan
umat Islam.
Apa yang ada dihadapan kita, itu semua adalah dalil akan keberadaan
Allah swt. Semua yang kita lihat adalah ciptaan tuhan yang telah dikaruniakan
kepada umat manusia untuk diolah. Tembok misalnya, diolah oleh manusia. Padahal
tembok dan seluruh partikel-partikel ditembok itu semuanya adalah ciptaan
tuhan. Dan semua ciptaan Allah adalah mukjizat. Allah swt. dengan sifat
qudrahnya menciptakan sesuatu dan memberinya qudrah. Sekecil akar tumbuhan yang
menjalar di dalam tanah, mencari nutrisi untuk kelangsungan hidupnya, tanpa ada
kebocoran dan kemudian menghasilkan buah yang bermanfaat untuk makhluk hidup
lain. itulah ciptaan Tuhan dan di situ ada qudrah Allah swt.
Seperti halnya partikel udara, nikmat yang paling besar sekaligus
gratis. Namun kadang kita lalai untuk mensyukurinya. Said Nursi pernah
mengatakan nikmat yang paling besar sebenarnya di atas muka bumi ini adalah
nikmat yang bersifat universal yang menjadi dasar kehidupan banyak orang,
seperti air, udara, itulah yang seharusnya lebih utama kita syukuri ketimbang
apa yang masuk di mulut kita. Partikel udara contohnya, bisa menerima pesan
yang tak terhitung jumlahnya, suara yang kita dengar ini merambat melalui
partikel udara yang tak terlihat, partikel udara dalam jumlah yang banyak bisa
menghancurkan sebuah bangunan. Partikel udara dalam satu waktu bisa menerima
dan mengirim banyak pesan dan dalam satu waktu bisa menghancurkan bangunan,
kekuatan dari mana itu? Inilah kekuatan yang Allah berikan. Jadi di setiap ciptaan Allah di
situ ada tanda kebesaran Allah swt.
Begitupun dengan penciptaan manusia, Dengan triliunan sel yang
berada di tiap-tiap tubuh manusia yang tersusun rapi, bekerja pada tugas dan fungsinya
masing-masing. Semuanya kembali kepada tanda-tanda kebesaran Tuhan.
Maka, cara untuk mendapatkan keimanan yang tahqiqi
sebagaimana yang dikatakan oleh Said Nursi adalah kita kembalikan semua
fenomena kebesaran Tuhan ini kepadanya. Apa yang kita lihat ini semuanya adalah
cerminan dari asmaul husna. Bahkan kita pun adalah cermin dari asmaul husna.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling bisa menjadi cerminan asmaulhusna, dan
Nabi Muhammad saw. adalah cerminan yang paling besar, manusia yang paling bisa
mencerminkan sifat-sifat Allah swt.
PERTANYAAN:
1.Apa
misi yang dibawa kitab Risalah Nur?
Jawaban:
Ust. Mahkamah menyebutkan sedikit dari bagian kitab risalah yang
mana Said Nursi berkata bahwa perumpamaan dunia Islam itu sepert sebuah rumah.
Dan risalah ini bukan untuk memperbaiki keretakan-keretakan di rumah itu. Juga
bukan memperbaiki bagian kecil rumah itu. Melainkan memperbaiki keretakan besar
dunia Islam, dan merenovasi benteng besar Islam yang satu batunya itu seperti
gunung. Tidak memperbaiki pikiran seseorang tententu tapi lebih kepada cakupan
masyarakat yang lebih luas. Said Nursi dengan sangat yakin mengatakan bahwa
Al-Quran yang turun di zaman Nabi yang berhasil menumbangkan dua negara adidaya
besar di zaman itu, mengubah wajah dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Al-Quran yang bisa melakukan hal tersebut di zaman itu, Al-Quran itu juga yang
bisa melakukan itu di zaman sekarang. Jadi untuk mengatasi keretakan ini, maka
dibutuhkan argumentasi yang tidak terbantahkan.
2. Kenapa
kemudian karya Said Nursi bisa tersebar luas di masyarakat sedang beliau berada
dalam pengasingan yang lama, serta penderitaan yang terus ditimpakan
bertubi-tubi kepadanya?
Jawaban:
Ust. Mahkamah memberi penjelasan bahwa orang-orang yang membantu
Said Nursi adalah orang-orang sederhana, orang-orang awam. Mereka paham dengan
risalah beliau kemudian menyalinnya. Risalah itu kemudian dikirim ke sebuah
tempat bernama Sparta, dan di sanalah risalah ini kemudian disalin
sebanyak-banyaknya dan disebarkan. Ketika rezim sekuler menyita risalah ini dan
dibawanya ke pengadilan, didapati hampir mencapai 60.000 examplar
salinan dan hanya ditulis tangan. Inilah yang membuat gusar pemerintahan karena
jumlah salinan Risalah Nur ini tersebar di mana-mana, Istanbul, Ankara,
dan lain lain di semua tempat.
Jadi bagaimana dengan keadaan umat Islam sekarang ini? Terbitnya
kitab Risalah Nur bukan serta-merta membebaskan umat Islam dari belenggu
keterpurukan dan kemunduran. Jatuhnya Islam pada masa Khilafah Turki Utsmani
merupakan pukulan keras sejarah yang belum ada tanda-tanda kebangkitannya
sampai saat ini? Jadi apa solusi dari pemasalahan Islam sekarang ini?
Ust. Mahkamah menceritakan sebuah kisah ketika mufti Mesir Syekh
Bakhit, berkunjung ke Istanbul. Ulama di Turki kemudian meminta Syekh Bakhit
untuk memberikan pertanyaan kepada Said Nursi. Hal ini karena tidak seorang pun
dari mereka yang bisa mengalahkan Said Nursi dalam berargumen. Syekh Bakhit
kemudian menemui Said Nursi di dekat masjid Aya Sophia. Syekh Bakhit
bertanya, “Bagaimana anda melihat dunia Islam dengan dunia barat?” Said
Nursi menjawab bahwa dinasti Turki Utsmani atau dunia Islam mengandung barat
dan suatu saat akan melahirkan barat, dunia barat sedang mengandung Islam dan
suatu saat akan melahirkan Islam. Syekh Bakhit kemudian merespons dengan
jawaban ini dan setuju dengan Said Nursi.
Mengenai keadaan umat muslim sekarang ini, kita harus terima bahwa
kita sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, tapi dengan cara seperti
itu kita bisa bangkit. Said Nursi adalah orang yang sangat optimis dengan masa
depan. Dalam salah satu catatannya beliau menyampaikan innal mustaqbal
sayakunu lil Islam, walil Islami wahdahu. Bahwasanya masa depan itu akan
menjadi milik Islam, dan hanya Islam sendiri. Karena di masa depan nanti,
hakikatlah yang akan berbicara. Jadi kebohongan-kebohongan itu akan terhapus.
Ust. Mahkamah melanjutkan, “Ada dua hal dalam Islam yang nantinya akan
menjadi pijakan dalam membangun kemajuan. Dua hal itu adalah materil dan
spiritual. Inilah yang membedakan Islam dengan dunia barat. Materil hanya
dimiliki barat sedang Islam memiliki kedua-duanya. Umat manusia menunggu peran Islam
karena yang bisa menyelamatkan kehidupan dunia hanya Islam. Dan ini hanyalah
masalah waktu. Berlalunya zaman yang akan mewujudkan kejayaan itu”.
3. Apa
makna kata “Nur" dalam konteks Risalah Nur? dan bagaimana
cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari?
Jawaban:
Ada banyak alasan beliau memilih kata "Nur" dalam konteks
Risalah Nur,diantaranya: beliau terinspirasi dari kata nur; karena Nur
mampu menyelesaikan berbagai permasalahan. Di samping itu nama ibu beliau
adalah Nuriyah dan guru beliau pun bernama Nur Muhammad. Untuk mengamalkannya
kita disarankan untuk membaca kitab Risalah Nur itu sendiri terlebih
dahulu.
4.Setiap
yang ada didunia ini akan dikembalikan
kepada Allah swt. , sedangkan di dunia ini banyak hal-hal yang tidak masuk
diakal,seperti wali Allah. Lalu bagaimana cara beliau memberikan dalil ‘ aqli
yang bahkan bisa membungkam para filsuf?
Jawaban:
Posting Komentar