BREAKING NEWS

Kamis, 20 Juli 2023

Bangku Perkuliahan Al-Azhar Sepi?

 

Al-Azhar University

Oleh: Muhammad Adam Nur

Universitas Al-Azhar merupakan salah satu Universitas ternama dan terpandang di dunia. Bagaimana tidak? Lembaga pendidikan yang telah berumur 1052 tahun ini sukses menjadi Universitas Islam yang paling konsisten melahirkan ulama-ulama besar di berbagai penjuru dunia dalam berbagai disiplin ilmu agama. Dengan segala pencapaian ini, maka bukan hal yang mengherankan lagi bila Al-Azhar sebagai pilihan untuk melanjutkan jenjang sarjananya. Dilansir dari website goodstats.id bahwa Universitas Al-Azhar Mesir berada diurutan ke-3 Universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak di dunia dengan total 425 ribu pelajar dari seluruh penjuru dunia.

Melihat dari fenomena ini, hal pertama yang tergambar adalah kondisi kampus yang sesak tiap harinya, ruangan kelas yang senantiasa penuh, namun benarkah demikian? Nyatanya realita yang terjadi di lapangan berbeda 180 derajat. Suasana kampus yang terbilang sepi dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada, ruangan kelas yang sepi, dan bangku-bangku yang kosong tak berpenghuni. Ya, memang terdengar aneh, akan tetapi inilah fakta yang tidak bisa dimungkiri.

Lewat tulisan ini, penulis mengajak pembaca untuk bersama-sama merenungi dan menganalisa penyebab fenomena ini terjadi.

 

Tidak Ada Absensi

Di antara ciri khas belajar di Al-Azhar adalah tidak adanya absensi dari pihak Al-Azhar sendiri yang membuat para mahasiswanya bebas untuk memilih hadir di kelas ataupun tidak. Akan tetapi, seakan ini merupakan nasihat tersirat untuk kita bahwa belajar di Al-Azhar tidak hanya berpegang pada kecerdasan tapi juga pada kesadaran. Kebijakan ini pun juga menggiring kita pada dua kemungkinan; pertama, banyaknya mahasiswa di Al-Azhar yang meyebabkan absensi ditiadakan. Kedua, tidak adanya absensi membuat para mahasiswanya banyak yang tidak hadir di kuliah.

 

Banyaknya Talaqqi

Metode pendidikan di Al-Azhar yag terkenal dan senantiasa menjadi pegangan adalah metode “Jami’ (Masjid) dan Jamiah (Universitas)” yang memadukan antara pendidikan akademik dan non akademik. Dengan metode ini, Al-Azhar sukses membetuk alumni yang intelektualis dan karismatik. Banyaknya tempat dan padatnya jadwal talaqqi ini mungkin menjadi salah satu alasan berpalingnya sebagian pelajar dari hadirnya ke kuliah.


 

Kurangnya Penguasaan Bahasa

Bahasa memang seringkali menjadi kendala bagi para anak rantau yang menuntut ilmu di negeri orang. Itulah juga yang dirasakan sebagian besar pelajar asing di Al-Azhar atau yang akrab disebut wafidin. Terlebih lagi kalau dosen yang mengajar tidak menggunakan bahasa arab fushah (baku) yang menyebabkan ilmu yang disampaikan tidak sepenuhnya ditangkap oleh mahasiswa, sehingga banyak yang memilih tidak hadir.

Bersikap dari faktor-faktor di atas yang sebenarnya tidak mutlak bisa dikatakan penyebab menurunnya minat hadir para pelajar. Contohnya saja masalah absensi yang sebenarnya sama sekali bukan penghambat bagi penuntut ilmu yang benar-benar ikhlas. Adapun talaqqi yang tersebar luas, sebenarnya difungsikan sebagai penunjang dalam menuntut ilmu di Mesir bukannya dijadikan alasan untuk tidak hadir di kuliah. Menoleh ke masalah bahasa, yah memang inilah yang merupakan kendala terbesar mayoritas pelajar asing. Tapi apakah kita hanya dituntut untuk pasrah tanpa usaha? Tentu saja tidak, bahkan bila kita sadar akan kekurangan kemampuan bahasa kita seharusnya itu dijadikan sebagai cambukan untuk lebih giat untuk hadir di kuliah untuk membiasakan telinga kita mendengar dan mencerna maklumat yang disampaikan dosen dalam bahasa arab.

Yah, ini hanya sebagian kecil dari banyaknya alasan yang muncul dikalangan mahasiswa. Kita belum berbicara tentang kesibukan organisasi, komiunitas-komunitas, kesibukan bisnis dan lain-lain.

Dan muara dari semua itu adalah instropeksi diri masing-masing, mulai  untuk menyadari diri untuk menyadarkan diri untuk kembali ke garis lurus tujuan awal kita kesini. Teringat pesan salah  seorang guru kami yang mengatakan: “Perhatikan skala prioritas, perhatikan mana yang paling penting, yang penting, dan kurang penting. Kalian ke Mesir tentu saja yang paling penting adalah kuliah, kemudian penunjangnya seperti talaqqi, dan pengembangan diri seperti organisasi”.


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes