BREAKING NEWS

Selasa, 28 November 2023

Fatayat IADI dan Inovasi

 


Misi utama Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle dalam mendirikan lembaga Darul Da’wah wal Irsyad (IADI) adalah untuk menyebarkan paham washathiy (moderat) Ahlusunah waljamaah. Sehingga salah satu sikap beliau untuk merelisasikan misinya tersebut adalah dengan mengutus langsung alumni-alumninya untuk melanjutkan studi di Al-Azhar.  

Abdul Kadir Khalid, LC., MA. Adalah alumni pertama yang melanjutkan studinya di Mesir, kemudian disusul AG. KH. Sanusi Baco, LC., MA. Di tahun 1963. Sejak saat itu alamuni-alumni DDI yang lain mulai berdatangan. AG. Mudatsir Roci pada tahun 1970 sekaligus orang Sulawesi pertama yang berkuliah di Al-Azhar. Kemudian awal 1971 datang ust. Bari Daud (ulama Soppeng), AG. Farid Wadjedy (pada bulan Maret) dan Ustazah Syamsiah Amin (Sengkang As’adiyah).

Pada tahun 70-an, mahasiswa Sulawesi sudah mulai berdatangan. Adapun alumni DDI yang datang seperti AG. Wahab Zakariah pada tahun 1976 dengan berstatus sarjana dan langsung melanjutkan ke jenjang pascasarjana (Dirasat Ulya’) karena adanya kebijakan Al-Azhar dalam hal kesetaraan ijazah (mu’adalah) bagi alumni DDI, AG. Prof. Rahim Arsyad, AG. Yunus Samad, AG. Remmang, Ustaz Furqon (anak AG. Amin Nasir). AG. Rusdi Ambo Dalle.  

Membludaknya putra DDI yang datang tidak membuat surut putri DDI. Pada tahun 1978 menyusul alumni DDI perempuan pertama, Ustazah Nurhayati Madeali, dengan dua orang alumni DDI, yaitu Aminuddin dan AG. Lukman (pimpinan DDI Pinrang). Satu tahun setelahnya datang Ustazah Marwani dengan tiga orang alumni DDI, yaitu Fatahuddin Malla, Sabri, dan Hatta. Kemudian tahun 1984 kedatangan putri DDI Ustazah Lela Abbas dan Ustazah Maharani. 

Pada tahun 1980-an alumni DDI yang sudah ada di Mesir sudah sekitar 50-an. Awal mulanya anak DDI hanya sering mengadakan pertemuan-pertemuan internal biasa dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Sehingga pada tahun 1994 terbentuklah IADI Mesir.

 

Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Darud Da’wah wal Irsyad Republik Arab Mesir disingkat IADI Mesir. Organisasi ini didirikan di Republik Arab Mesir pada tanggal 1 Desember 1994 untuk waktu yang tidak terbatas. Keanggotaan meliputi: anggota biasa dan anggota luar biasa, adapun anggota biasa adalah pelajar dan mahasiswa yang pernah mengecap pendidikan di lembaga DDI dan lembaga lain yang memiliki silsilah keilmuan dengan DDI dan anggota luar biasa adalah orang yang berjasa dan simpatisan DDI.  


Terbentuknya IADI tidak lepas dari peran alumni putra dan putri DDI, walaupun jumlah putra DDI lebih banyak dari putri DDI. Sehingga pada tahun 1994 ketua IADI diambil dari perwakilan putra DDI. IADI sendiri memiliki peran sebagai wadah silaturahmi putra dan putri DDI agar tetap terjalin ikatan persaudaraan antar alumni DDI. Pada tahun 2016 Ustazah Sitti Husniati terpilih menjadi koordinator keputrian DDI, melihat jumlah putri DDI yang berdatangan lebih banyak dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2020 koordinator putri DDI berganti nama menjadi Fatayat IADI.

Selain ketua IADI dan jajarannya yang memliki peran penting sebagai sayap kanan, maka Fatayat IADI dan jajarannya melengkapi sebagai sayap kiri IADI yang mendatangkan corak dan warna baru dan ikut andil dalam membangun kemakmuran dan kejahteraan IADI. Dengan adanya Fatayat IADI menjadi langkah awal untuk menyatukan putri-putri DDI kedepannya. 

Dengan memberikan sumbangsih program kerja yang sangat mendukung untuk putri-putri DDI, seperti dapur Fatayat, kajian Fatayat, Fatayat berbagi, family gathering, women talks show, dan masih banyak lagi yang tentunya sangat berguna baik untuk saat ini ataupun masa yang akan datang untuk putri-putri IADI.    

Fatayat IADI bukan hanya sekadar nama dalam struktur organisasi tetapi, Fatayat IADI memiliki peran yang sangat penting untuk putri-putri IADI. Merangkul putri-putri IADI dan memberikan dukungan secara moral, memberikan pedoman sebagai Azhari, menjadi media untuk menyuarakan ide, menyalurkan pendapat, merangkul dari dalam dan membina dari luar.  

Adanya Fatayat IADI menjadi penghubung antar putri-putri IADI satu dengan yang lainnya, tidak hanya menjadi wadah silaturahmi melainkan menjadi rumah di negeri perantauan, yang mana dalam rumah itu terjalin rasa persaudaraan yang kuat antar sesama alumni DDI baik anggota biasa maupun yang mencakup anggota luar biasa. Menjadi tauladan untuk almamater yang lain.  

Visi dan misi Fatayat IADI tentunya tidak terlepas dari rasa persaudaraan dan ikatan batin putri-putri DDI. Untuk membangun rasa kepercayaan diri putri-putri DDI dalam segala bidang baik dalam akademis maupun non akademis yang sesuai dengan bakat putri-putri IADI. Membangun kualitas dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam setiap jiwa putri-putri IADI.  

Fatayat IADI hadir bukan hanya sekadar wadah, rumah, ataupun raga, melainkan jiwa yang mengalir dalam urat nadi putri-putri IADI. Memperjuangkan, membela, dan mengayomi putri-putri IADI di manapun dan kapanpun. Memperkenalkan putri-putri IADI tidak hanya antar sesama almamater, kekeluargaan, tetapi se-nusantara.  

Fatayat IADI bagaikan matahari yang memberikan cahaya yang berada di sekitarnya, memberikan pelangi dan mengadakan pembaharuan terhadap putri-putri DDI. 

Oleh: Amaliah Akhlak, Lc.


  

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes