BREAKING NEWS

Selasa, 28 November 2023

Karamah-karamah Anregurutta Abd. Rahman Ambo Dalle


 Karamah adalah sesuatu hal yang luar biasa (khariqul ‘adah) yang dianugerahkan Allah swt. kepada hamba-hamba pilihan (Wali-wali-Nya) sebagai suatu tingkat keistimewaan bagi mereka. Para Wali Allah swt. yang telah mujahadah, bersungguh-sungguh dan terus menerus mendekatkan diri serta meningkatkan ketakwaannya kepada Allah swt. guna mendapatkan Rida dan Mahabbah-Nya, melaksanakan ibadah dengan seimbang antara syariat dan hakikat antara syariat lahir yang disertai keikhlasan batin lillahi taala. Apabila dilihat dari kriteria Wali Allah yang disebut dalam Al Quran dan Hadis begitu pula pandangan para Ulama tentang Wali Allah, Anregurutta Ambo Dalle dapat disejajarkan dengan deretan wali-wali Allah. Namun, Anregurutta tidak pernah menyatakan dirinya sebagai wali sekalipun telah banyak hal yang luar biasa (peristiwa-peristiwa irasional) terjadi pada dirinya.

 Segala yang terjadi pada dirinya, Anregurutta tidak pernah mengatakan itu adalah kekeramatan. Beliau dengan penuh tawaduk mengatakan saya hanya hamba Allah yang istikamah melaksanakan ajaran agama dan senantiasa melaksanakan ajaran agama serta melaksanakan pendekatan diri dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya serta menyebut apa yang terjadi pada dirinya sebagai hal yang luar biasa adalah ma’unah/magutsah (bantuan Allah) kepadanya demi untuk mengurus kepentingan umat.

Anregurutta H. Abd. Muin Yusuf seorang Ulama besar dan Ketua MUI Sulawesi Selatan pada masanya dan Anregurutta H. Muh. Amin Nashir Kepala Lektur Keagamaan Departemen Agama pada masanya, keduanya adalah muridnya Anregurutta Ambo Dalle di MAI Sengkang dan keduanya tingggal bersama di rumah yang ditempati Anregurutta Ambo Dalle tinggal. Keduanya menyatakan bahwa Anre Gurutta Ambo Dalle sejak di Sengkang sudah nampak hal-hal yang luar biasa pada dirinya khususnya kedalaman ilmu pengetahuannya yang diperoleh melalui ilmu ladunni dan makin nampak setelah beliau kembali dari Makkah. 

Di mana gurunya yaitu, Anregurutta Puang Haji Sade (K.H. M. As’ad ) menganggap Anregurutta Ambo Dalle setara dengan ilmunya sehingga dipercayakan menjadi asistennya sekaligus membina MAI Wajo Sengkang yang dipimpin langsung oleh Anregurutta Puang Aji Sade. 

 Ketika Anregurutta Hijrah ke Mangkoso, perkara-perkara ganjil terjadi pada dirinya yang diawali dengan turunnya Lailatulqadar pada malam ke-27 Ramadan 1939, sekitar pukul 02.00 menjelang dini hari. Saat itu Anregurutta Abd. Rahman Ambo Dalle melakukan iktikaf di masjid Mangkoso dengan melakukan salat tahajud dan berzikir tiba-tiba seluruh sudut masjid Mangkoso, tiba-tiba dipenuhi oleh cahaya terang benderang yang entah datangnya dari mana asalnya. Pada awalnya masyarakat menduga terjadi kebakaran, sehingga masyarakat berkumpul menyaksikan peristiwa tersebut. Cahaya itu lalu membungkus tubuh Anre Gurutta hingga kemudian Anre Gurutta merasa kedinginan dan tubuhnya menggigil.

Sesaat kemudian terdengar suara yang menyapanya, “Aku diutus oleh Allah swt. untuk menemuimu,Engkau boleh meminta salah satu dari tiga hal dan Allah akan mengabulkannya,kalau Engkau menginginkan harta, Engkau akan memperoleh harta yang melimpah ruah, kalau Engkau menginginkan pangkat, Engkau akan memperoleh pangkat yang sangat tinggi, dan sekiranya Engkau menginginkan ilmu, Engkau akan memiliki ilmu yang sangat tinggi dan berberkah”. Mendengar suara itu, Gurutta spontan menjawab "Berikan Aku ilmu, jadikan ilmuku berberkah dan siapapun yang menuntut ilmu disini dengan hati yang Ikhlas, akan mendapatkan keberkahan ilmu itu, dan Aku memohon agar tujuh generasi ku dijadikan Ulama Ahlusunah waljamaah”. Selanjutnya Anregurutta mengajak semua masyarakat masuk masjid mengambil berkah dan beribadah serta berzikir kepada Allah swt. sambil menunggu salat subuh. Menurut keterangan AGH.B urhanuddin, peristiwa tersebut disaksikan oleh banyak orang diantaranya H. Andi Abd. Kadir Karaeng Lembang Parang dan H. Sofyan Qadhi Kirukiru.  

Seringkali juga terjadi, tatkala beliau tertidur atau sedang sendirian di dalam kamar tiba-tiba Gurutta berbicara dalam bahasa Arab. Saat ditanya oleh santri yang mendengarkan, Gurutta menjelaskan bahwa ia baru saja kedatangan tamu Wali Allah atau gurunya dari Sengkang, Anregurutta As'ad. Pernah suatu ketika, Anregurutta Ambo Dalle pernah bercerita kepada murid terdekatnya yaitu AGH. Prof. DR. Abd. Rahim Arsyad MA., bahwa ketika masih tinggal di Mangkoso, G urutta pernah tertidur selama tiga hari tiga malam, Gurutta bercerita bahwa Beliau didatangi sejumlah wali Allah untuk mengajak Anregurutta untuk menjadi wali yang tidak Nampak (mastur). Namun, beliau menolaknya karena amanah untuk mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan dan dakwah harus diutamakan dan tidak boleh ditinggalkan.


Di mimpinya yang lain, Gurutta melihat dirinya berjalan bersama teman-temannya menuju ke sebuah bukit, mengenai hal ini, Gurutta bercerita Saya bersama beberapa orang berjalan menuju sebuah bukit. Sesampainya di bukit tersebut, saya lalu mendaki ke puncak. Teman-teman saya yang lain tidak mampu mengikuti, tertinggal di bawah. Di puncak bukit, Saya melihat beberapa wajan di atas tungku yang masih menyala. Di dalam wajan tersebut terdapat bubur yang terbuat dari ramuan kitab Setiap wajan memiliki nama kitab dari cabang ilmu tertentu. Ketika salah satu isi wajan tersebut saya makan, serentak isi wajan yang lain ludes pula isinya. Saat terbangun, semua isi kitab itu saya hafal dengan baik (AGH Abd Rahman Ambo Dalle, wawancara 18.4.1991).

Pengalaman gaib lainnya, Gurutta bermimpi bertemu Imam Syafi’i dan memperoleh ilmu dan hikmah dari ulama besar pencetus salah satu mazhab tersebut. Mimpi seperti itulah biasanya dijadikan petunjuk dalam mengambil sikap disaat menghadapi suatu masalah, baik sifatnya pribadi, menyangkut organisasi, bahkan kenegaraan.

Pada zaman penjajahan Jepang, Gurutta seringkali dibonceng sepeda melewati pos penjagaan Tentara Jepang memerintahkan setiap orang yang melewati pos untuk turun dari sepeda dan memberi hormat. Kepada Abdullah Giling yang memboncengnya, Gurutta memerintahkan untuk jalan terus, tidak perlu berhenti. Gurutta pun lewat tanpa halangan apa-apa. Hanya saja, pengendara sepeda yang menyusul di belakang dan ikut ikutan tidak turun mendapat bentakan dan dipukuli oleh petugas pos. 

Oleh: Mursyid Al Mumtaz 

  


Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes