BREAKING NEWS

Rabu, 15 Maret 2023

Harakat Hikayah dan Ketentuan dalam Menisbahkan Kata ke dalam Bahasa Arab, Nadwah Lughawiyah

 

Foto Pemateri Nadwah

Resume Nadwah Lughawiyah

Jumat, 10 Maret 2023

Pemateri 1: Muh. Hafiz Sudirman

Pemateri 2: Ariyandi Syafri

Moderator: Muh. Idan Syawal

Notulis: Ismail Aidil Anwar, Fatur Rahman

 

1. Harakat Hikayah

Harakat hikayah adalah harakat yang dinukil dari perkataan.

Contoh:

كَتَبْتُ يَعْلَمُ

Kata يعْلَمُ di sini berkedudukan sebagai maf'ul bih. Adapun tanda nasabnya adalah fathah muqaddarah. Jadi i'rab kata يَعْلَمُ di atas adalah:

مفعول به منوب و علامة نصبه الفتحة المقدرة منع من ظهورها حركة الحكاية

 

Dalam harakat hikayah ada tiga istilah yang dikenal. 

Pertama, الحاكي 

kedua, المحكي 

ketiga, الحكاية 

Adapun الحاكي adalah orang yang menukil atau 'menghikayahkan'.

Sedangkan المحكي adalah kata yang dihikayahkan, dan الحكاية adalah proses melakukan hikayah.

 

2. Ma Masdhariyyah

Pada ayat مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Kata ما pada ayat tersebut adalah Ma Masdhariyyah.

 

Ulama berselisih paham mengenai Ma Masdhariyyah ini. Sebagian Ulama mengatakan bahwa Ma Masdhariyyah itu huruf. Termasuk diantaranya Imam Sibawaih. Sebagian yang lain mengatakan bahwa Ma Masdhariyyah itu adalah isim. Termasuk yang yang berpendapat demikian adalah Imam Al-Akhfasy.

Konsekuensinya jika Ma Masdhariyyah itu sebagai huruf maka Aid Dhomir tidak bisa kembali kepadanya. Sedangkan jika dia sebagai isim maka Aid Dhomir bisa kembali kepadanya.

Adapun pada ayat tadi jika dimaknai bahwa Ma Masdhariyyah di situ adalah isim. Maka ada Dhomir yang dijatuhkan yang Aid (kembali) ke Ma Masdhariyyah tersebut.

Jadi takdirnya:

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَهُ

 

Ada sekelompok dai kalangan Muktazilah yang mengatakan bahwa ما pada ayat من شر ما خلق adalah  Ma Nafiyah. Sehingga artinya "Katakanlah Aku berlindung kepad Allah dari keburukan yang (tidak) Ia ciptakan.” Karena untuk menguatkan Mazhab mereka yang mengatakan bahwa Tuhan tidak menciptakan keburukan.

Tentunya kita sangat menolak pendapat ini karena dibangun atas penafsiran yang mendukung golongannya sendiri.

 

3. Ya Nisbah

Di dalam Bahasa Arab dalam menisbahkan sesuatu menggunakan Ya Nisbah (Ya Tasydid) pada akhir kata. Contoh pada kata مصدرية.  Kata مصدر di sini dinisbahkan.

 

Ada kaedah-kaedah tertentu yang melingkupi nisbah ini. Misalnya pada kata ٌّحَنَفِي. Kata Hanafiyyun di sini bentuk nisbah dari kata حنيفة. Kita perhatikan di sini ada beberapa perubahan yang terjadi pada penisbahan kata حنيفة. Yaitu perubahan baris dan penjatuhan huruf ya.

Ada kaedah dalam nisbah yang mengatakan bahwa jika kata yang berwazan فعيل dengan fa maftuhah dan huruf terakhirnya bukan huruf mu'tal dan bukan ta marbutah maka ketika menisbahkannya memakai wazan فَعَلَيٌّ.

Seperti contoh حنيف menjadi ّحَنَفِي

Juga contoh lain سَلِيم menjadi سَلَمِيّ

 

Kata yang dinisbahkan itu bukan merupakan kata itu sendiri melainkan berkaitan dengan kata itu. Contoh pada kata ما مصدرية . Kata ما bukan merupakan مصدر  sehingga harus menggunakan ya nisbah. Tidak boleh langsung mengatakan ما مصدر tanpa ada Ya Nisbah. Karena ما itu sendiri bukan Masdar tapi kata yang berkaitan dengan Masdar.


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes