BREAKING NEWS

Sabtu, 02 September 2023

Artificial Intelligence (AI) makin pesat!, apakah ini menjadi ancaman bagi seorang da'i?

Foto pemateri Nadwah

Resume Nadwah Ilmiah IADI Mesir

Jumat, 1 September 2023

Pemateri: Afriadi Ramadhan

Moderator: Mushawwir Rahman

Notulis: Muh Ibnu Haldum Saleh L dan Ahmad Adnang 

Tema: Kajian Teoritis: Ancaman Artificial Intelligence (AI) Terhadap Eksistensi Profesi Dai di Masyarakat Umum

- Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga semakin berkembang. Namun, alih-alih menjadi peluang, kemajuan teknologi juga sebenarnya merupakan ancaman. Hal tersebut akan dibahas dalam penelitian kali ini. Untuk menjawab pertanyaan: “Apakah kecerdasan buatan dapat menggantikan peran da'i sebagaimana profesi manusia yang lain?”

- John McCarthy sebagai salah satu bapak pencetus Artificial Intelligence menjelaskan bahwa teknologi kecerdasan buatan adalah proses yang diterapkan pada teknologi untuk menirukan cara berpikir manusia dan membuat mesin dapat melakukan tugas-tugas yang bisa dilakukan manusia.

- Salah satu teknologi AI yang paling canggih adalah jenis Generative AI. Mesin cerdas jenis ini memiliki kecerdasan dan kreativitas yang melebihi manusia pada umumnya. Ia dapat membuat karya digital baru, baik dalam bentuk tes, foto, video, dan pemprograman secara otomatis. Tak membutuhkan waktu lama dan bisa bekerja kapan saja. Jenis inilah yang kemidian paling dikhawatirkan mengambil alih peran manusia.

- Dalam laporan World Economic Forum, robot tomatis yang berbasis AI diprediksi akan menggantikan setidaknya 85 juta pekerjaan manusia pada 2025 mendatang.

- Hal ini juga menjadi ancaman besar terhadap masa depan pelajar islam yang bercita-cita menjadi pendakwah. Bisa jadi kita setelah mengenyam pendidikan dengan susah payah selama bertahun-tahun, ketika ilmu dan pengetahuannya telah matang, ketika ia sudah siap terjun ke Masyarakat, justru pada saat itu Masyarakat sudah tidak lagi membutuhkannya.

- Maka AI dengan segala kelebihannya telah memasang bom untuk menghancurkan lapangan pekerjaan para pendakwah. Ceramah dan tausiah para ulama besar telah terekam dengan topik yang sangat banyak dan komprehensif.

- Langkah awal untuk mengatasi problematika ini bis akita mulai dengan satu pertanyaan sederhana; Apakah penceramah adalah sebuah profesi?

- Dalam hadis Nabi Saw. berbunyi, “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat …” (H.R. Tirmizi). Nas ini kemudian menjadi landasan kewajiban dakwah atas setiap muslim, baik Perempuan maupun laki-laki. Berdaakwah bukan hanya kewajibana para ulama, kiai, atau oleh siapa pun. Akan tetapi merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya secara langsung kepada setiap individu.

- Jadi, penceramah atau pendakwah itu bukanlah sebuah profesi, melainkan kewajiban. Bukan pilihan baik menjadikan kegiatan ceramah sebagai sumber penghasilan utama. Sebab ceramah adalah seruan agama, tetap harus disampaikan meski tidak ada imbalan materi yang diterima. Kalaupun diberi rezeki dari kegiatan ceramah, maka itu hanyalah sampingan. Tetap diperlukan adanya pekerjaan utama sebagai sumber penghasilan pokok. Sebuah pekerjaan yang memang pantas dijadikan sebagai pekerjaan

- Kasus-kasus demam yang dihadapkan kepada seorang dokter tentu tidak bisa digeneralisasi dan diberikan resep yang sama. Bisa jadi, berbagai faktor dan perbedaan riwayat masing-masing pasien membuat seorang dokter memberi resep yang berbeda. Demikianlah halnya dengan fatwa, setiap kasus harus diagnosa ulang, digali dan mustafti harus melewati investigasi untuk sampai pada resep fatwa yang tepat (Mahdi: 2022).

- Walaupun semua orang pelajar Islam merasa ketakutan terhadap AI yang akan merebut masa depan dunia dakwah, maka berhenti belajar sama sekali bukanlah jalan keluar. Kita harus menyediakan back-up yang tertanam dalam diri kita. Sesuatu yang bisa diandalkan jika suatu saat AI tiba-tiba menghilang. Maka sebab itu, tidak ada pelajar Islam yang perlu merasa kecil hati atau tidak percaya diri terhadap masa depan. Selalu ada harapan untuk kehidupan. Allah Swt. secara jelas melantik manusia sebagai khalifah di permukaan bumi, bukan malaikat, apalagi robot buatan.

- Kemudian agar para pendakwah bisa hidup berdampingan dengan mesin canggih seperti AI, maka diperlukan kesadaran pribadi masing-masing untuk mau mengenali dan mempelajari teknologi cerdas ini. Agar jatuhnya kita tidak bersaing, melainkan saling berdampingan. Manusia tetap melakukan tugas utamanya, sedangkan AI dijadikan sebagai alat yang dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia. Bukan sebaliknya. Selaras dengan program edukasi masyarakat yang dicanangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia saat ini.

- Berangkat dari hal tersebut, para pelajar Islam benar-benar harus memantapkan penguasaan ilmu alat demi kemampuan improvisasi dan pengembangan isu Islam yang akan disesuaikan dengan perkembangan zaman.


Kesimpulan:

Artificial Intelligence (AI) berkembang sangat pesat dan berpotensi merebut pekerjaan manusia. Tidak hanya para pekerja berat, namun pekerja kreatif juga ikut terancam. Eksistensi para pendakwah juga ikut terancam akan kecerdasan mesin buatan ini. Karena dia dapat mengingat, menyimpan, dan dapat menyampaikan kapan saja dan di mana saja jutaan informasi tentang agama Islam kepada jamaah yang membutuhkan. Berbeda dengan seorang dai yang terkadang dibatasi oleh tenaga, waktu, dan ilmu. Namun dalam perkembangannya, meskipun sebagian ranah dakwah bisa diambil oleh AI, tetap ada harapan untuk para pelajar Islam di masa depan. Begitu juga dalam lingkup pendakwah pada umumnya, ada beberapa kategori pendakwah yang bagaimana pun pesatnya perkembangan AI dalam mengambil alih, atau mengancam peranan pendakwah, eksistensi pendakwah-pendakwah ini tidak akan bisa digantikan oleh AI. Misalnya seorang mufti, qadi' dan elemen pendakwah yang lainnya. Peranan mereka tidak akan tergantikan oleh keberadaan AI yang mengancam profesi-profesi lain. Berbagai poin penting yang telah dijelaskan panjang lebar sebelumnya menguatkan argumen itu. Dan kalau mau diutarakan secara sederhana dan masuk akal, maka “Sesuatu yang diciptakan oleh manusia tidak akan pernah bisa mengalahkan makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.”


Untuk file makalahnya bisa diunduh di bawah ini:

https://drive.google.com/file/d/12aljG7IuCZGrZmKpAeepwRYxPEnqLdsb/view?usp=drivesdk

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes