BREAKING NEWS

Selasa, 05 September 2023

Jiwa yang berbalut air mata



 Jiwa yang berbalut air mata 

Oleh: Nanang Iskandar 



Jika kehidupan terus membuat sang kekasih menangis,

Bukankah kematian lebih baik?


Jika dalam tarikan dan hembusan semilir jiwaku, senantiasa membuatku durhaka pada-Mu

Bukankah kembali ke sisi-Mu lebih baik?


...


Aku berjalan dalam tali uluran-Mu

Juga bersamanya setiap lekukan yang telah engkau tetapkan

Lantas dengan apa aku harus merasa "Aku"


Jika detik ini engkau takdirkan jiwaku menangisi cinta berkerak pedih yang engkau titipkan di salah satu gerbang hatiku,

Maka detik setelahnya aku terus berdoa agar rasa itu masih mengakar di sana


Namun jika aku Engkau takdirkan lalai dalam rinduku,

Maka aku berdoa untuk detik selanjutnya, semoga Engkau kembali meraihku

Bahkan jika berabad-abad masa jiwaku terjatuh sedalam-dalamnya

Aku masih berdoa, Engkau meraihku dengan kasih cinta-Mu yang tak ada batasnya


Aku jiwa yang diterpa seluruh beban kesedihan

Tertumpu pada ubun-ubun rohani yang biasanya aku hiasi dengan rindu

Teriris oleh sembilu pilihan-pilihan sepihak nafsuku


Lalu kembali akan aku balut dengan cinta dan pengharapan akan belas kasihan-Mu


Aku jiwa yang berbalut air mata

Baik di kala menikmati sifat Maha Dekat-Mu dalam debaran dadaku

Ataupun kala jarak seolah memangkas jiwaku dengan cinta kasih-Mu

Aku jiwa yang berbalut air mata




Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes