BREAKING NEWS

Selasa, 28 November 2023

Apakah Rinduku Demikian?

 


Katanya segala sesuatu akan musnah,  

Apakah rinduku demikian? 

Berikan jiwa ini sepucuk surat penenang sayangku 

Agar ia bisa menggerakkan raganya esok hari 

Ataukah sekadar kabar gembira yang engkau titipkan di bunga-bunga tidurku 

Yang di setiap kelopaknya akan aku temukan syair-syair kesedihan rindu 

Telah aku baca rayuanmu kemarin 

Dan telah merona hatiku dibuatnya 

Namun untuk hari ini belum satu puisi pun membelai hatiku, hingga kembali engkau titipkan rayuan itu pada rintihan pengharapanku pada Tuhanmu 

Aku menemukan kasihmu pada gelap tutup mataku 

Pada tasbih yang aku langitkan, berharap belas kasih Kekasihmu 

Gemetar hatiku bersenandung riang menyebut-nyebut nama indahmu 

Jasadku tak kuasa menahan getarannya, ia menari mengikuti setiap hentakan hatiku 

Urat nadiku pun seolah tak mau kalah, ia berpuisi atas nama dirimu 

Namamu seolah harum dalam setiap denyutnya 

Garis bibirku merona mengeluarkan semua aura kebahagiaannya 

Namun, mata ini tetap saja masih dengan air matanya, tetesannya mengalir melintasi garis lengkung bibir ini 

Seolah memberi isyarat, bahwa kesedihan dan kebahagiaan adalah satu hal yang tak jauh berbeda

Katanya segala sesuatu akan musnah pada akhirnya 

Apakah rinduku demikian? 

Aku titipkan salam padamu sesaat sebelum jasad ini menuju pembaringannya  

Berharap jiwa yang bersemayam di dalamnya dapat berlari menghampiri telapak kakimu di alam selanjutnya

Lalu ketika ia kembali dalam kesadarannya, aku berharap bekas belaianmu aku dapati dalam bantal tidurku 

Juga bersama kisah-kisah yang kau beri semalam, akan ‘ku rangkai sedemikian rupa pada rayuanku yang selanjutnya 

Duhai, Sayangku! 

Tampaknya rindu ini semakin kurang ajar, 

Aku kira setelah pertemuan, ia akan mereda, berdamai dengan jiwa tempatnya bermukim 

Namun justru salah 

Ia semakin menjadi-jadi, Sayangku! 

Menuntut agar tak pernah terpisahkan dari indah dirimu 

Maka, 

Apakah rinduku demikian? 

Jika jasadku nantinya musnah tertelan takdir 

Aku berharap masih ada rindu yang mengalun dari bau busuk bangkaiku. 

Jika jiwaku nanti tenggelam dalam jurang kepedihan 

Aku berharap masih ada benang-benang rindu yang teruntai untuk ia raih 



Oleh: Ahmad Adnang 

 

 

 


 

 

 

 

 

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes