Katanya segala sesuatu akan musnah,
Apakah rinduku demikian?
Berikan jiwa ini sepucuk surat penenang sayangku
Agar ia bisa menggerakkan raganya esok hari
Ataukah sekadar kabar gembira yang engkau titipkan di bunga-bunga tidurku
Yang di setiap kelopaknya akan aku temukan syair-syair kesedihan rindu
Telah aku baca rayuanmu kemarin
Dan telah merona hatiku dibuatnya
Namun untuk hari ini belum satu puisi pun membelai hatiku, hingga kembali engkau titipkan rayuan itu pada rintihan pengharapanku pada Tuhanmu
Aku menemukan kasihmu pada gelap tutup mataku
Pada tasbih yang aku langitkan, berharap belas kasih Kekasihmu
Gemetar hatiku bersenandung riang menyebut-nyebut nama indahmu
Jasadku tak kuasa menahan getarannya, ia menari mengikuti setiap hentakan hatiku
Urat nadiku pun seolah tak mau kalah, ia berpuisi atas nama dirimu
Namamu seolah harum dalam setiap denyutnya
Garis bibirku merona mengeluarkan semua aura kebahagiaannya
Namun, mata ini tetap saja masih dengan air matanya, tetesannya mengalir melintasi garis lengkung bibir ini
Seolah memberi isyarat, bahwa kesedihan dan kebahagiaan adalah satu hal yang tak jauh berbeda
Katanya segala sesuatu akan musnah pada akhirnya
Apakah rinduku demikian?
Aku titipkan salam padamu sesaat sebelum jasad ini menuju pembaringannya
Berharap jiwa yang bersemayam di dalamnya dapat berlari menghampiri telapak kakimu di alam selanjutnya
Lalu ketika ia kembali dalam kesadarannya, aku berharap bekas belaianmu aku dapati dalam bantal tidurku
Juga bersama kisah-kisah yang kau beri semalam, akan ‘ku rangkai sedemikian rupa pada rayuanku yang selanjutnya
Duhai, Sayangku!
Tampaknya rindu ini semakin kurang ajar,
Aku kira setelah pertemuan, ia akan mereda, berdamai dengan jiwa tempatnya bermukim
Namun justru salah
Ia semakin menjadi-jadi, Sayangku!
Menuntut agar tak pernah terpisahkan dari indah dirimu
Maka,
Apakah rinduku demikian?
Jika jasadku nantinya musnah tertelan takdir
Aku berharap masih ada rindu yang mengalun dari bau busuk bangkaiku.
Jika jiwaku nanti tenggelam dalam jurang kepedihan
Aku berharap masih ada benang-benang rindu yang teruntai untuk ia raih
Oleh: Ahmad Adnang
Posting Komentar