BREAKING NEWS

Selasa, 28 November 2023

Mengenal DDI; Sejarah, Makna Lambang dan Visi Misi Darud Da’wah Wal-Irsyad

 


Sejarah Berdirinya Darud Da’wah Wal-Irsyad

 Darud da’wah Wal Irsyad (DDI)merupakan realisasi dari keputusan musyawarah Alim Ulama Ahlussunah Walamaah Sulawesi Selatan tentang perlunya dibentuk suatu organisai guna lebih meningkatkan fungsi dan peranan MAI Mangkoso, maka muncullah beberapa usul tentang nama bagi organisai yang akan dibentuk itu. Antara lain usul dari K.H. Muh. Abduh Pabbaja dengan nama نصر الحقّ (Nashr al-Haqq), dari Ustadz H. Muh. Tahir Usman mengusulkan العروة الوثقى(al-Urwah al-Wutsqa) sementara Syekh. Abd. Rahman Firdaus mengusulkan nama دار الدعوة و الإرشاد (Darul Da’wah Wal Irsyad). Setelah dimusyawarahkan, maka yang disepakati secara bulat adalah nama “Darul Da'wah Wal Irsyad”.


 Menurut Syekh Abd. Rahman Firdaus, pemberian nama demikian adalah merupakan tafa'ul dalam rangka menyebarluaskan dakwah dan pendidikan dengan pengertian Dar(دار) = Rumah, artinya tempat atau sentral penyiaran, Da'wah (دعوة) = Ajakan, artinya panggilan memasuki rumah tersebut, al-Irsyad (الاِرشاد) = Petunjuk, artinya petunjuk itu akan didapat melalui proses berdakwah lebih dahulu di suatu daerah kemudian disusul pendidikan melalui sarana pesantren/madrasah.

 Berdasarkan pada argumen yang disebut di atas, maka Darul Da'wah Wal Irsyad pada hakikatnya adalah suatu organisasi yang mengambil peran dalam fungsi mengajak manusia ke jalan yang benar dan membimbingnya menunut ajaran islam ke arah kebaikan dan mendapatkan keselamatan dunia akhirat.

 Demi terwujudnya organisasi ini hingga program-programnya dapat segera terlaksana, maka peserta Alim Ulama mengamanahkan kepada Anregurutta H. Abd. Rahman Ambo Dalle selalu pimpinan MAI Mangkoso urmak mengambil prakarsa seperlunya.

 Segera beliau menjalankan amanah yang diembannya ini dengan mengundang seluruh guru MAI Mangkoso beserta utusan cabang-cabang MAI Mangkoso dan daerah-daerah agar segera datang ke Mangkoso untuk menghadiri musyawarah yang akan diadakan pada bulan Sya'ban 1336 H (1947 M). Musyawarah ini diadakan untuk menyusun program yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam musyawarah di Watansoppeng beberapa waktu sebelumnya. Berdasarkan musyawarah tersebut, maka diketahuilah bahwa pada asasnya MAI Mangkoso adalah cikal bakal berdirinya sebuah organisasi yang sampai kini dikenal dengan nama DDI.



Makna Lambang Darud Da’wah Wal-Irsyad

 Sama halnya dengan organisasi lain, DDI juga memiliki lambang organisasi sendiri yang tentunya juga memiliki makna. Berikut lambang dan makna lambang dari DDI tersebut:

Warna dasar hijau tua melambangkan bahwa ajaran islam yang berhaluan Ahlussunah WalJamah yang menjadi panutan Warga DDI.

Matahari terbit warna kuning emas dengan sinar sejumlah 25 berkas diatas lintasan pelangi warna putih yang berisi kalimat : لا إله إلا الله محمد رسول الله melambangkan bahwa matahari sebagai sumber cahaya, cahaya sebagai sumber ilmu pengetahuan dan ilham dari Allah SWT diturunkan kepada hamba-Nya dengan perantara Rasul-Nya dalam bentuk jiwa tauhid

·Bulan sabit warna putih didalamnya terdapat tulisan latin : DARUD DA’WAH WAL IRSYAD menengadah keatas, melambangkan bahwa DDI ini senantiasa berjalan diatas garis dan ketentuan wahyu Allah SWT.

·Kalimat : له دعوة الحق melambangkan fungsi dan hakikat kehadiran DDI ditengah-tengah masyrakat ; yakni berusaha mendalami ajaran islam dan ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin dengan tujuan menyebarluaskan dan mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.


Visi dan Misi Darud Da’wah Wal-Irsyad

Visi

Menjadi Organisasi ke-Agamaan yang mampu mengawal dan mengembangkan mab’ad Ahlusunah Waljamaah, melalui pendidikan (berbasis pesantren) dan Da’wah dengan memanfaatkan teknologi imformasi kearah Organisasi yang modern.

Misi


1. Membangun Pendidikan dan Da’wah yang berfokus pada pembinaan adab dan ilmu berbasis akhalkul karimah dibawah naungan Pancasila dan UUD 1945.

2. Menjadi Mitra pemerintah dalam mengembangkan tanggung jawab pendidikan da’wah untuk ikut mencerdaskan kehidupan Bangsa.

3. Membangun Lembaga Pendidikan (pesantren) dan Da’wah yang unggul dan berdaya saing, sehingga diminati dan dicintai oleh Masyrakat, serta ikut berkontribusi terhadap kesejahtraan Sumber Daya Manusia yang di miliki Darud Da’wah Wal-Irsyad.

Falsafah

Menggabungkan antara keaslian manhaj (metodologi) Salaf dan Pendekatan Wasatiyah dalm mengukuhkan teori-teori khalaf serta penggunaan teknologi informasi (TI) dalam Pengembangan Pendidikan dan Da’wah kearah pembinaan Organisasi.

Budaya/Nilai (Value):

1.Visioner

2.Integritas/Jujur

3.Keikhlasan 

4.Kerjasama

5.Patuh dan Taat pada Ulama

MOTTO

·Memelihara yang LAMA, dan mengadopsi yang BARU dan BAIK.

·Anukku Anunna DDI, Anunna DDI tania Anukku.

Oleh: Ilham Hasad 


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes