BREAKING NEWS

Jumat, 24 Agustus 2018

RESUME NADWAH ILMIAH ALMAMATER,17 AGUSTUS 2018

Pemateri: Andi Fadhil Andi Aderus (IADI)
Moderator: Akhyar Andika (BAIQUNI)
Notulen: Fiqrul Khalis (IADI)

1. Dalam KBBI kata bid'ah telah menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia yang penulisan resminya adalah bidah.

2. Bid’ah dalam artian umum adalah sesuatu yang baru yang tidak pernah dicontohkan sebelumnya oleh Rasulullah Saw baik itu baik itu positif atau negatif.

3. ما أحدث  ليس له أصل  في الشرع خصة كان أو عامة  semua Ulama sepakat atas devinisi ini tapi beda dalam menerapkannya.
Letak perbedaan penerapannya  terletak pada lafaz. Karena bid’ah hasanah oleh jumhur menurut Asy-Syatibi adalah Mashalah Al-Mursalah.

4. Adapun hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i Yang dikeluarkan oleh Jabir bin abdillah  "ّ إن أصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ" memberikan makna Aam atau umum yang kemudian di takhsis oleh hadis yang bersumber dari Abi Juhaifa yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

" مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كَانَ لَهُ أَجْرُهَا وَمِثْلُ أُجُورِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهُ وَمِثْلُ أَوْزَارِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا" maka secara langsung hadis ini memberikan faedah "takhsisul aam" yang mana tidak membatasi bidah itu nantinya hanya kepada satu pembagian saja.

5. Adapun dari  hadis yang dikeluarkan oleh Aisyah Ummul Mu'minin Radhiallahu Anha "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه، فهو ردٌّ)  dapat dipahami secara tersirat bahwa bidah itu terbagi kepada dua bagian yakni bidah Hasanah dan bidah sayyiah berdasarkan:

ما ليس منه فهو بدعة سيئة
ما كان منه فهو  بدعة حسنة

6. Istilah kembali ke manhaj salafi muncul pertama kali dimesir ketika tahayyul, bid'ah,dan khurafat itu berkembang luas dikalangan masyarakat yang diakibatkan oleh penjajahan.

7. Menurut syeikh Ali jum'ah berdasarkan tinjauan waktunya bahwa seseorang akan menjadi salaf bagi generasi selanjutnya setelah seratus tahun.

8. Syaikh Abdul Wahab adalah orang yang meletakkan pemahaman Wahabi pertama kali berdasarkan pemikiran Ibnu Taimiyah.

9. Ulama berbeda pendapat mengenai kapasitas  Rasullullah Saw  apakah beliau mukhti (pernah berbuat salah) atau Laa yukhti(tidak pernah salah) namun pendapat yang paling sahih bahwa Rasulullah Saw Laa yukhtii berdasarkan firman Allah SWT "وما ينطق عن الهوى إن هو الا وحي يوحى"
Adapun ketika ada perbuatannya yang luput atau khilaf itu itu tidak dihitung sebagai sebuah kesalahan namun dimaknai sebagai sebuah bentuk pengajaran dan hikmah.

Adapun makna firman Allah Swt

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدً

Bahwa kehidupan Rasulullah Saw pada umumnya sama dengan manusia biasa namun perlu di garis bawahi bahwa ketika beliau khilaf dalam kapasitasnya sebagai rasul, kekhilafannya berbeda dengan manusia biasa dan tidak dihitung sebagai sebuah kesalahan namun lebih kepada sebuah pengajaran dan hikmah untuk ummatnya,hal yang perlu digaris bawahi bahwa madda  Rasul pada umumnya dan Rasulullah Saw pada khususnya berbeda dengan manusia biasa dikarenakan "الوحي يراقب النبي".

 10. Perlunya ummat Islam untuk mengintropeksi diri  kembali untuk tidak mudah saling menyalahkan,saling membidahkan bahkan saling mengkafirkan,karena disitulah letak perbedaan orang alim yang selalu menyelesaikan masalah tanpa masalah dengan orang Arif yang mempunyai banyak ilmu namun masih sering salah menyalahkan sehingga masih sangat butuh  untuk belajar lebih giat lagi,sebagaimana mana yang dikatakan K.H.Wahid Hasyim bahwa"jangan terlalu cepat menerakakan seseorang karena surga Allah itu luas".

Mengetahui

Dep. Infodak

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes