BREAKING NEWS

Rabu, 11 Oktober 2023

Bagaimana kita dapat memahami konsensus Al-Qur’an dan Filsafat Stoikisme ?

 

Foto pemateri 


Resume Nadwah Ilmiah IADI Mesir
Jumat, 6 Oktober 2023

Pemateri: Andi Muh Akram Ibrahim 

Moderator: Rahmat Khaedar Syawal

Notulis: Muh Ibnu Haldum Saleh L 

Tema: HAKIKAT KEBAHAGIAAN HIDUP: KONSENSUS ANTARA
AL-QUR’AN DAN FILSAFAT STOIKISME

Kebahagiaan (happiness) adalah cita-cita yang didambakan setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar manusia, akan berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan kebahagiaan yang diimpikannya. Dalam agama, semua praktek ibadah yang disyariatkan kepada manusia tidak lain memiliki orientasi untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Sedangkan menurut pandangan filsafat, kebahagiaan merupakan suatu tingkat pencapaian tertinggi oleh manusia. Semua teori yang dikembangkan para filsuf berakhir pada satu kesimpulan, yakni mencari tahu cara mencapai kebahagiaan.

Kebahagiaan disebutkan Al-Quran dengan kata saadah, falah, surur, farih dan lainnya (Sofia & Endah Puspita Sari, 2018). Dalam leksikal Arab setidaknya ada empat kata yang hampir mendekati konsep kebahagiaan, yaitu said (bahagia), falah (beruntung), najat (selamat), dan najah (berhasil).

Berbicara mengenai kebahagiaan, ada beberapa faktor dan indikator yang mensyaratkan manusia untuk menggapai sebuah kebahagiaan, sebagaimana alquran sudah jelaskan, berupa iman dan takwa, tawakal, sabar, dan syukur.

Lantas bagaimana kita dapat memahami konsensus Al-Qur’an dan Filsafat Stoikisme ?

Konsensus sendiri adalah konsep yang bertujuan untuk menemukan kesepakatan yang disetujui bersama, baik kelompok maupun individu berdasarkan bukti-bukti ilmiah (Silalahi, 2008).

Berdasarkan penelusuran di berbagai literatur, diperoleh beberapa ajaran filsafat stoikisme yang memiliki kesamaan konsep dengan ajaran Al-Qur’an khususnya yang berhubungan dengan terma kebahagiaan hidup. Baik dari segi keselarasan antara amor fati dan syukur, antara qona’ah dan rasa cukup, sabar dan pengendalian emosi, sunnatullah dan hidup secara nature.

Pada dasarnya banyak kemiripan konsep antara Al-Qur’an dan filsafat stoikisme terkait hakikat kebahagiaan. Sebab, Al-Qur’an adalah petunjuk yang mendorong manusia untuk menggunakan akal sehatnya, terlihat pada kalimat afala tatafakkarun, afala ta’qilun, afala yatadabbarun, yang semua itu adalah jargon Al- Qur’an terkait betapa pentingnya penggunaan akal. Filsafat memprioritaskan akal sebagai metode dalam memperoleh kebenaran memiliki titik temu dengan Al- Qur’an yang mendorong pentingnya penggunaan akal (Azhar, 2018)


Untuk file makalahnya bisa diunduh di bawah ini: https://drive.google.com/file/d/18xCFfRGY6Iw_v87e5Ye5twijeL5TBx8u/view?usp=drivesdk

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes