![]() |
Foto pemateri |
Resume Nadwah Lughawiyah
Pemateri I: Muhammad Alimul Hakim
Pemateri II: Fadhil Al-Faruq M.
Notulis: Mushawwir Rahman dan Harianto
Materi yang dibahas oleh pemateri:
Jumlah ismiyyah itu terdiri dari mubtada dan khabar. Hukum asal mubtada adalah didahulukan, dan khabar diakhirkan. Namun, ada kondisi yang membolehkan dan bahkan mengharuskan At-Taqdim (mendahulukan) khabar atas mubtada.
Khabar Wajib Didahulukan:
1. Jika khabar merupakan syibh al-jumlah dan mubtada nakirah.
Contoh: في الدار رجل
2. Jika khabar merupakan lafadz yang dihukumi(oleh para ulama) wajib terletak di awal jumlah. Seperti isim istifham, syarat, dsb.
Contoh: أين المسجد؟
3. Jika mubtada bersambung dengan dhomir yang kembali pada sesuatu/sebagian dari khabar.
Contoh: في القرية أهلها
Khabar Boleh Didahulukan
1. Jika ingin menekankan makna khabar atas mubtada.
Contoh: ممنوع التدخين
2. Jika mubtada dan khabar(yang berupa isim sifat) didahului oleh huruf nafi atau istifham. Contoh:
أ قائم أنت؟
3. Jika khabar merupakan syibh al-jumlah sedangkan mubtada ma'rifah.
Contoh: في العجلة الندامة
Terjemahan maqro':
Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya, surah Al-Fatihah mempunyai 12 nama, diantaranya:
1. As-Sholah, sebagaimana dalam hadits Qudsi: (قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين)"
2. Al-Hamdu, karena di dalamnya disebutkan (الحمد)
3. Fatihah Al-Kitab, Karena Al-Quran dibuka dengan surah Al-Fatihah baik secara lisan maupun tulisan, juga karena shalat dibuka dengannya.
4. Umm Al-Quran dan Umm Al-Kitab, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
(الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني)
5. As-Sab'u Al-Matsani, karena diulang di setiap rakaat shalat.
6. Al-Quran Al-Azhim, karena surah Al-Fatihah mencakup ilmu-ilmu Al-Quran dan maqashid(maksud-maksud)nya yang pokok.
7. Ash-Syifa, berdasarkan hadits Nabi SAW: (فاتحة الكتاب شفاء من كل سم)
Pertanyaan forum:
1. Mengapa lafazh "تفتتح" dibaca majhul, apakah pada asalnya dia memang fiil muta'addi?
Jawaban:
Iya, Lafazh "تفتتح" yang ada pada maqra' kali ini berbentuk majhul, jika dikira-kirakan bentuk ma'lumnya: "أفتتح قراءة القرآن", bermakna أفتحُ.
Adapun huruf ta' disini, bukan menunjukkan makna muthawa'ah.
2. Apakah hukum membaca basmalah dalam shalat?
Jawaban:
Jumhur ulama (Hanafiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah) mewajibkan untuk membaca basmalah dalam surah Al Fatihah ketika shalat.
Syafi'iyah mengatakan sunnah membaca basmalah dijaharkan, dengan dalil:
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إذا قرأتم الحمد فاقرؤوا بسم الله الرحمن الرحيم، إنها أم
. القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني وبسم الله الرحمن الرحيم إحدى آياتها). قال الدارقطني: رجال إسناده كلهم ثقاة
Basmalah, hukumnya sunnah dibaca secara sir menurut Hanafiah dan Hanabilah.
وعن أنس أيضا رضي الله عنه قال: (صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان فلم أسمع أحدا منهم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم). رواه مسلم
Dari Anas bin Malik RA berkata: Saya salat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman, Saya tidak mendengar satupun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (HR. Muslim)
Malikiyah berpendapat bahwa tidak perlu membaca basmalah.
Dengan dalil dari riwayat Anas bin Malik di atas.
3. Bagaimana nasib malikiyah, apakah Al Fatihah mereka 6 ayat?
Jawaban:
Tentunya tidak, mereka mengatakan bahwa Al-Fatihah tetap tujuh ayat, dengan membagi ayat terakhir(...صراط الذين أنعمت عليهم) menjadi dua, dengan tanpa menghitung basmalah sebagai ayat.
Bahkan, ada yang mengatakan bahwa Al Fatihah itu delapan ayat, dengan menghitung basmalah dan ayat terakhir(...صراط الذين أنعمت عليه) menjadi dua.
Posting Komentar