BREAKING NEWS

Jumat, 22 Juli 2022

Memaknai Almamater Terbaik

Lambang IADI Mesir

 

Oleh: H. Halim Bahri, Lc., Dipl. (Penasehat IADI)

Menjadi yang terbaik kadang merupakan impian bagi setiap orang termasuk juga bagi sebuah lembaga, perusahaan, organisasi, dan sejenisnya. IADI Mesir contohnya. Ikatan Alumni Darud Da'wa Wal Irsyad Mesir ini pernah mencapai puncak yang gemilang tatkala dinobatkan sebagai Almamater terbaik dalam ajang wisuda sarjana pascasarjana & PPMI Award tahun 2013 silam yang diselenggarakan di Al-Azhar Convension Center (ACC), Nasr City-Kairo.

Saat itu segenap warga IADI Mesir tentunya merasa sangat senang dan bangga karena almamaternya bukan hanya sanggup mengungguli setiap almamater yang ada di bawah naungan Keluarga Kerukunan Sulawesi (KKS), namun juga menaklukkan segenap almamater yang ada seantero masisir kala itu. Sungguh merupakan sebuah prestasi yang membanggakan tentunya. Namun dibalik flashback yang dirindukan ini, muncul sebuah pertanyaan yang mungkin berseliweran dalam benak kita, masihkah IADI Mesir menyandang gelar itu saat in?

Sebelum menjawab itu mari kita sejenak melirik 'benang merah' yang membedakan IADI Mesir 2013 silam dan sekarang. Tentu banyak kita temukan perbedaan dalam hal ini, baik yang bersifat positif ataupun negatif. Salah satu perbedaan yang sangat menonjol adalah jumlah warga IADI Mesir yang mengenyam pendidikan Strata II (S2) dan Strata III (S3). Warga IADI Mesir yang mengenyam pendidikan S2 & S3 saat itu lumayan 'membludak’, selain membludak mereka pun terbilang ikut aktif dan turut andil dalam setiap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan DP IADI saat itu, baik sebagai Penasehat ataupun sebagai Dewan Konsultatif. Boleh dikata merekalah ‘gula’ yang menjadikan kegiatan-kegiatan IADI terasa manis untuk terus dihadiri, meskipun warga IADI pada saat itu bermukim di berbagai tempat yang saling berjauhan.

Berbeda halnya dengan kondisi saat ini, selain jumlah warga IADI yang menempuh jenjang S2 dan S3 hanya tinggal segelner orang, harus diakui kebanyakan dari mereka pun tak ambil bagian bahkan cenderung cuek terhadap kelangsungan program kegiatan almamaternya sendiri. Inilah salah satu perbedaan negatif yang dapat mengancam kontinuitas kemanfaatan IADI kedepannya. Di sisi lain, kita mendapati perbedaan yang terbilang positif, dimana warga 'muda' IADI yang merupakan Centre Point tujuan kemanfaatan IADI saat ini berjumlah lebih banyak berkali-kali lipat ketimbang tahun 2013 silam. Hal ini merupakan potensi besar yang dapat menutupi kekurangan sebelumnya jika diolah dan dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Tinggal bagaimana Dewan Pengurus berinisiatif dan mengambil manuver jitu dalam mencari pengganti ‘gula’ yang telah lama hilang itu, dengan mendapatkan ‘madu’ misalnya.

Maka dari itu, masihkah IADI sebagai almamater terbaik? Bagi penulis pribadi menjadi yang terbaik mungkinlah impian setiap orang, namun bukan berarti seseorang diciptakan hanya untuk menjadi yang terbaik dari yang lain. Begitupula almamater IADI kita yang tercinta. IADI Mesir didirikan oleh para pendahulu kita tentu tujuannya bukan hanya untuk menjadi yang terbaik dari almamater-almamater lain. Karena jikalau seperti itu pastilah IADI sudah bubar enam tahun silam. IADI Mesir didirikan sebagai wadah silaturahmi dan juga sarana pengembangan diri dan pengetahuan bagi para alumni DDI di Indonesia yang mengenyam pendidikan di Mesir. Bahkan IADI Mesir pun ikut merangkul dan membuka tangan selebar-lebarnya bagi siapa saja yang berminat untuk ikut serta dalam kemanfaatan yang ditebarkan IADI, terutama dalam tiga program unggulannya yang telah rutin diselenggarakan selama bertahun-tahun, yakni Nadwah Tafsunyyah, Nadwah Lughawiyyah, dan Nadwah 'Ilmiyyah. Tiga pilar utama inilah yang menjadikan IADI Mesir tetap sebagai almamater terbaik bagi siapa saja yang mengelolah dan memanfaatkannya dengan baik.

Olehnya, penilaian bahwa sesuatu itu baik atau yang terbaik itu relatif. Namun ingatkah kita akan petuah Baginda Rasulullah Saw: "Sebaik-baik dari kalian adalah yang paling banyak menebarkan manfaat”. Dan apakah IADI Mesir dan warganya mampu menebarkan manfaat itu? Mari kita liat sendiri!

ADDARIAH EDISI 57, 20 APRIL 2019

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Addariah. Designed by OddThemes